SMK "AHMAD YANI" BISA....!

SMK "AHMAD YANI"   BISA....!
SMK "AHMAD YANI" BISA....!

PRAKATA

Prakata

Pertama-tama saya memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya ALLAH SWT dan atas limpahan rahmat-Nya sehingga penemuan BLOGER dapat saya manfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Dan untuk menggali maupun menyalurkan tentang ilmu pengetahuan listrik.

Peraturan instalasi listrik yang pertama kali digunakan sebagai pedoman beberapa instansi

yang berkaitan dengan instalasi listrik adalah AVE (Algemene Voorschriften voor Electrische

Sterkstroom Instalaties) yang diterbitkan sebagai Norma N 2004 oleh Dewan Normalisasi

Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian AVE N 2004 ini diterjemahkan ke dalam bahasa

Indonesia dan diterbitkan pada tahun 1964 sebagai Norma Indonesia NI6 yang kemudian

dikenal sebagai Peraturan Umum Instalasi Listrik disingkat PUIL 1964, yang merupakan

penerbitan pertama dan PUIL 1977 dan 1987 adalah penerbitan PUIL yang kedua dan ketiga

yang merupakan hasil penyempurnaan atau revisi dari PUIL sebelumnya, maka PUIL 2000

ini merupakan terbitan ke 4. Jika dalam penerbitan PUIL 1964, 1977 dan 1987 nama buku ini

adalah Peraturan Umum Instalasi Listrik, maka pada penerbitan sekarang tahun 2000,

namanya menjadi Persyaratan Umum Instalasi Listrik dengan tetap mempertahankan

singkatannya yang sama yaitu PUIL.

Penggantian dari kata “Peraturan” menjadi “Persyaratan” dianggap lebih tepat karena pada

perkataan “peraturan” terkait pengertian adanya kewajiban untuk mematuhi ketentuannya

dan sangsinya. Sebagaimana diketahui sejak AVE sampai dengan PUIL 1987 pengertian

kewajiban mematuhi ketentuan dan sangsinya tidak diberlakukan sebab isinya selain

mengandung hal-hal yang dapat dijadikan peraturan juga mengandung rekomendasi

ataupun ketentuan atau persyaratan teknis yang dapat dijadikan pedoman dalam

pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik.

Sejak dilakukannya penyempurnaan PUIL 1964, publikasi atau terbitan standar IEC

(International Electrotechnical Commission) khususnya IEC 60364 menjadi salah satu acuan

utama disamping standar internasional lainnya. Juga dalam terbitan PUIL 2000, usaha untuk

lebih mengacu IEC ke dalam PUIL terus dilakukan, walaupun demikian dari segi

kemanfaatan atau kesesuaian dengan keadaan di Indonesia beberapa ketentuan mengacu

pada standar dari NEC (National Electric Code), VDE (Verband Deutscher Elektrotechniker)

dan SAA (Standards Association Australia).

PUIL 2000 merupakan hasil revisi dari PUIL 1987, yang dilaksanakan oleh Panitia Revisi

DEMIKIANLAH PRAKATA DARI SAYA SEMOGA BERMANFAAT BAGI PENGGEMAR BLOG SEKALIAN

Probolinggo,12 Januari 2013

(MOH.ERWIN)


petir


Senin, 21 Januari 2013

RANGKAIAN PENGENDALI



RANGKAIAN PENGENDALI


Pengertian dasar rangkaian pengendali
Suatu rangkaian yang dapat mengendalikan  sistem kerja motor listrik dan suatu rangkaian yang dapat menggerakkan peralatan listrik lainnya.

MACAM-MACAM komponen PADA RANGKAIAN PENGENDALI
1. MCB 3 PHASA YAITU BERFUNGSI SEBAGAI:
a.Pembatas beban
b.Memutuskan dan menghubungkan arus listrik dari jala-jala
c.Pengaman arus beban lebih pada suatu rangkaian listrik


2. TOMBOL No (Normally Open)
Yaitu berfungsi sebagai penghubung aliran arus listrik sesaat
 
 3.TOMBOL NC (Normally Closed)
Yaitu berfungsi sebagai pemutus aliran arus listrik sesaat


    4.MAGNETIK CONTAKTOR
Yaitu sebuah saklar yang berfungsi sebagai saklar yang bekerja secara elektro magnetis


    5.TOR(Thermal Overload Relay)

Yaitu sebuah komponen rankaian pengendali yang berfungsi sebagai pengaman arus beban lebih pada kumparan motor


   6.LAMPU PENANDA
YAITU SEBUAH PERLENGKAPAN ATAU KOMPONEN RANGKAIAN PENGENDALI YANG BER FUNGSI SEBAGAI PENANDA APAKAH RANGKAIAN TERSEBUT BENAR ATAU SALAH












BERIKUT CONTOH RANGKAIAN PENGENDALI

 













 

Sabtu, 12 Januari 2013

 
Seperti telah kita ketahui, bahwa untuk pelaksanaan penyaluran energi listrik dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu berupa saluran udara dan kabel tanah. Pada saluran Udara, terutama hantaran udara telanjang biasanya banyak menggunakan kawat penghantar yang terdiri atas: kawat tembaga telanjang (BCC, singkatan dari Bare Cooper Cable), Aluminium telanjang (AAC, singkatan dari All Aluminium Cable), Campuran yang berbasis aluminium (Al-Mg-Si), Aluminium berinti baja (ACSR, singkatan dari Aluminium Cable Steel Reinforced) dan Kawat baja yang berisi lapisan tembaga (Cooper Weld).

Sedangkan pada saluran kabel tanah, biasanya banyak menggunakan kabel dengan penghantar jenis tembaga dan aluminium, perkembangan yang sangat dominan pada saluran kabel tanah adalah dari sisi bahan isolasinya, dimana pada saat awal banyak menggunakan isolasi berbahan kertas dengan perlindungan mekanikal berupa timah hitam, kemudian menggunakan minyak ( jenis kabel ini dinamakan GPLK atau Gewapend Papier Lood Kabel yang merupakan standar belanda dan NKBA atau Normal Kabel mit Bleimantel Aussenumheullung yang merupakan standar jerman, dan jenis bahan isolasi yang terkini adalah isolasi buatan berupa PVC (Polyvinyl Chloride) dan XLPE (Cross-Linked Polyethylene). Jenis bahan isolasi PVC dan XLPE pada saat ini telah berkembang pesat dan merupakan bahan isolasi yang andal.

Di waktu yang lalu, bahan yang banyak digunakan untuk saluran listrik adalah jenis tembaga (Cu). Namun karena harga tembaga yang tinggi dan tidak stabil bahkan cenderung naik, aluminium mulai dilirik dan dimanfaatkan sebagai bahan kawat saluran listrik, baik saluran udara maupun saluran kabel tanah. Lagipula, kawat tembaga sering dicuri karena bahannya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan berbagai produk lain.

Suatu ikhtisar akan disampaikan dibawah ini mengenai berbagai jenis logam atau campurannya yang dipakai untuk kawat saluran listrik, yaitu:

• Tembaga elektrolitik, yang harus memenuhi beberapa syarat normalisasi, baik mengenai daya hantar listrik maupun mengenai sifat-sifat mekanikal.

• Brons, yang memiliki kekuatan mekanikal yang lebih besar, namun memiliki daya hantar listrik yang rendah. Sering dipakai untuk kawat pentanahan.

• Aluminium, yang memiliki kelebihan karena materialnya ringan sekali. Kekurangannya adalah daya hantar listrik agak rendah dan kawatnya sedikit kaku. Harganya sangat kompetitif. Karenanya merupakan saingan berat bagi tembaga, dan dapat dikatakan bahwa secara praktis kini mulai lebih banyak digunakan untuk instalasi-instalasi listrik arus kuat yang baru dari pada menggunakan tembaga.

• Aluminium berinti baja, yang biasanya dikenal sebagai ACSR (Aluminium Cable Steel Reinforced), suatu kabel penghantar aluminium yang dilengkapi dengan unit kawat baja pada inti kabelnya. Kawat baja itu diperlukan guna meningkatkan kekuatan tarik kabel. ACSR ini banyak digunakan untuk kawat saluran hantar udara.

• Aldrey, jenis kawat campuran antara aluminium dengan silicium (konsentrasinya sekitar 0,4 % – 0,7 %), Magnesium (konsentrasinya antara 0,3 % - 0,35 %) dan ferum (konsentrasinya antara 0,2 % - 0,3 %). Kawat ini memiliki kekuatan mekanikal yang sangat besar, namun daya hantar listriknya agak rendah.

• Cooper-weld, suatu kawat baja yang disekelilingnya diberi lapisan tembaga.

• Baja, bahan yang paling banyak digunakan sebagai kawat petir dan juga sebagai kawat pentanahan.

Berdasarkan ikhtisar diatas, dapat dikatakan bahwa bahan yang terpenting untuk saluran penghantar listrik adalah tembaga dan aluminium, sehingga kedua bahan tersebut banyak digunakan sebagai kawat pengantar listrik, baik saluran hantar udara maupun kabel tanah.